Akan
Kembali
Hidup dari setitik air
Bercampur dengan titik lain
Titik berubah segerombolan
titik
Titik-titik menjelma embrio
setitik
Setitik embrio revolusi
menjadi setitik jiwa
Titik jiwa-jiwa bermain di
atas daun talas
Menggumpal setitik embun
pagi
Menguap bersama titik titik
murka
Mengubah titik awan putih
menjadi titik awan hitam menyekam
Setitik demi setitik akan
kembali ke titik awal
Jogjakarta, 2012
Untukmu, puisi ini
Puisi
ini untukmu
merangkai
dengan rasa rindu
isak
tangis menemani dalam pilu
esok hari, masih ada harapan
bertemu?
mengembangkan senyum dan
tangis
puisi
ini untukmu
mewakilkan
setangkai cinta untukmu
emm,,
aku tak tau isi hatimu
kamu
mencintaiku atau sebatas rindu
Jogjakarta,
2012
Peta
Di bawah rintik air hujan
Aku merajut mimpi bersama awan
Sesekali petir memberiku peta pada kematian
;dengan
tinta emas pada selembar kain kafan
Menunjukkan
pada pemakaman
Di ujung timur
Genderang kematian telah ditabuh
Merobek gendang telinga
Hanya terdengar mimpi kematian
Bukan kematian sebatas mimpi
Jogjakarta, 2012
Secangkir Kopi
Secangkir kopi
Menemani dalam duka maupun suka
Seperti halnya aku dan dia
Tak bisa terlepas oleh jarak dan harta
Secangkir kopi
Membedakan aku dan dia
Dia buta sedangkan aku tak punya peta
Akhirnya
Waktu menyamakan aku dan dia
Tak tau jalan menuju samudra
Yang sama-sama gila tertelan asmara
Jogjakarta, 2012
Sebatas
Imajinasi
Hari
ini masih pagi
Mimpi
sudah pergi
mengarungi
samudra imajinasi
seperti
anjing menggonggong, kafilah berlalu
gue
bengong, imajinasi pergi malu-malu
diem
tanpa tingkah laku
perut
kosong tanpa uang saku
Jogjakarta,
2012
Biodata:
Ngarjito AS. Lahir di Sitiluhur, Pati, Jawa Tengah. Sekarang
belajar di Study of Religi UIN Sunna Kalijaga dan tinggal di gubuk sastra
Garawiksa Pena Yogyakarta.
No HP: 0857258993725
Tidak ada komentar:
Posting Komentar